Entah berapa kali lagi aku jatuh ke dalam rasa sakit yang seakan tak berujung..
Dada semakin sesak menghirup debu pekat kesakitan dari cobaan hidup yang menyiksa raga..
Duniaku bagaikan simfoni penyayat hati.. Terdengar sekilas begitu menenangkan jiwa, tapi bila terus di dengarkan nadanya semakin membuat jantung terus berdetak begitu cepatnya, begitu sakitnya dan seakan jantungku ingin meledak...
Aku berjalan di atas ribuan mata pisau yang seolah sengaja diasah begitu tajamnya agar tepat menembus dan merobek tiap lapisan dagingku dan memberikan luka abadi pada rasa dan ingatanku..
Ketakutan begitu menguasai batinku, aku tersungkur diatas lantai marmer indah yang sedingin hidupku..
Aku lemah akan sesuatu yang lembut, aku lemah akan diriku yang terlalu berhati.. Hingga kadang aku menyakiti diriku sendiri untuk menyelamatkan hati orang lain, tiap nada dari simfoni hidupku seakan menjelaskan betapa kasihannya diriku yang tak henti mau berpaling dari rasa sakitku..
Andai saja aku bisa berpikir sesimple dan semasa bodoh pada umumnya, aku tak mungkin akan berlarut-larut dalam simfoni penyayat hati ini..
Tapi bila aku berubah seperti itu, aku takut hatiku dan pikiranku bisa berubah menjadi dingin dan sejahat iblis..
Tidak.. Yang ku butuh bukanlah perubahan, yang ku butuh adalah tuntunan hingga aku bisa keluar dari keadaan ini dan menikmati manisnya hidup.
Karasu === Gagak === 早朝のゴミ捨て場所には しのぎ合って生きる黒い鳥達 それと僕らダブらせてみて 悲しい世界で生きていると確信 souchou no GOMI sute basho ni wa shinogi atte ikiru kuroi tori-tachi sore to bokura DABUrasete mite kanashii sekai de ikiteiru to kakushin — Pagi-pagi di tempat pembuangan sampah — Burung hitam itu hidup di atas sana — Dan di saat yang sama kita mencoba menggandakannya — Yakin bahwa kita hidup di dunia yang menyedihkan 表情一つ変えず首かしげ 黒い目の奥底は四面楚歌 嗚呼 hyoujou hitot...
Komentar
Posting Komentar