Credit photo by : Pinterest
Semakin berkembangnya cara berpikir manusia di zaman ini makin banyak juga para wanita yang mulai membuka diri untuk berbicara segala sesuatu yang tidak mengenakkan yang mereka alami guna untuk memberi mereka sedikit rasa lega dan agar bisa merasa dihargai sebagai seseorang yang mempunyai hak sepenuhnya terhadap dirinya sendiri.
dalam beberapa kasus permasalahan yang di alami oleh para kaum hawa era zaman ini adalah kenyantaan miris dimana fisikal seseorang yang adalah hak sepenuhnya orang itu malah menjadi penilaian atas standar orang lain yang bahkan tidak ada hak sama sekali atas penilaian yang bukan miliknya, miris bukan! kejam menurutku.
permasalahan yang paling sensitif akhir-akhir ini adalah permasalahan tentang Body Shamming, banyak dari kaum hawa mulai berani menyuarkan tentang hal ini bahkan banyak yang mulai mengecam keras para pelaku Body Shamming. sayang tidak semua para wanita berani mengambil tindakan keras pada orang-orang yang dengan kejam mengatakan hal-hal menyakitkan tentang fisikal orang lain yang bahkan bukan milik mereka.
saya termasuk salah satu orang yang dulu sangat bernyali kecil untuk mengambil tindakan keras kepada orang-orang yang sering memasang standarnya terhadap diri saya, dulu saya mempunyai alasan karna hidup dalam lingkup keluarga yang begitu menjunjung orang lebih tua sehingga membuat saya yang berposisi sebagai anak atau yang paling muda tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima dan menelan bulat-bulat rasanya.
bila beberapa orang mengalami hal Body Shamming dari orang-orang di luar keluarga mereka, saya malah sebaliknya. saya sering mendapat perlakuakan tidak menyenangkan tentang Body Shamming dari lingkup keluarga saya sendiri bahkan dari orang-orang terdekat di sekitar saya, pernah dengar kata-kata ini
"hal yang paling menyakitkan adalah yang berasal dari keluarga sendiri atau orang-orang yang paling kita sayangi, karna mereka mempunyai peluang terbesar untuk menyakiti kita."
inipun yang saya rasakan, saat orang lain di luar lingkup keluarga saya mengatakan hal menyakiti saya, cenderung saya akan meluapkan dan melupakannya alias tidak terlalu ambil pusing. tetapi saat perkataan-kataan menyakiti keluar dari mulut keluarga serta orang-orang terdekat, rasanya sungguh di luar kendali saya, bila terjadi cenderung saya akan menelan semua utuh-utuh dan menyimpannya sehingga jadi racun untuk diri saya sendiri, hasil akhir apa yang saya dapat dari itu semua? yah, depresi dan membenci tubuh saya sendiri, itu hal yang saya dapat dari semua perkataan menyakiti itu, dengan susah payah saya belajar mencintai diri saya sendiri, dengan mudahnya mental saya di hancurkan dengan kata-kata menyakitkan dari orang-orang yang saya sayangi dan hargai.
banyak yang berdahlil berbicara seperti itu demi untuk kesehatan apa lagi looking sangat penting bagi kaum wanita, cara berpikir seperti ini sungguh membuat saya muak untuk menerimanya sebagai alasan untuk menghina fisikal seseorang demi standar mereka sendiri! saya rasa masih banyak cara atau kata-kata yang lebih baik lagi di lontarkan bila itu mengenai kesehatan, hanya terkadang orang-orang yang merasa sudah lebih sempurna tidak mampu membedakan mana cara memberitahu dengan baik dengan menjelekan atau menyindir, sehingga tanpa sadar telah menyakiti dan merendehkan orang lain.
Credit Pictures from Pinterest
kenapa saya dulu tidak begitu bernyali dengan hal-hal menyakiti seperti ini? bahkan rela diri saya di pasangkan lebel dari standar orang lain. karna saya menaruh harapan serta terlalu bergantung terhadap orang-orang terdekat saya. saya duluan yang memasang standar terhadap mereka, berharap saya akan diperlakukan sama sesuai standar yang saya terapkan terhadap mereka, yang berakhir malah lebih banyak kekecewaan dan rasa sakit yang saya terima ketimbang standar yang saya lebelkan pada mereka. sehingga dari hal-hal itu saya mulai belajar untuk lebih mencintai apa yang dimiliki saya, lebih menghargai diri saya sendiri, bahkan belajar untuk lebih mengandalkan diri saya ketimbang mengadalkan orang lain. demi apa? demi menjaga saya untuk tidak lagi masang standar dan harapan kepada orang lain, demi agar merawat mental saya agar lebih kuat dan sehat.
Hai kalian yang masih terbelenggu dalam lebel orang lain, dan masih membandingkan diri sendiri dengan orang lain, terkhusus kalian para kaum hawa, kalian cantik sebagaimana adanya kalian. kita semua ciptaan terindah dan termulia dari semua isi bumi dan tata surya ini, sehingga kita memiliki hak yang sama dalam hal apapun. kita berhak merasa kita cantik dengan ukuran tubuh yang kita miliki, kita berhak merasa kagum terhadap diri kita sendiri terlepas dari setiap omongan negative diluar sana tentang diri kita!. bila kalian belum sanggup untuk mencintai diri kalian sendiri, mulailah belajar untuk mencintai diri sendiri dan segala yang kita miliki, untuk kalian yang sudah mencintai diri kalian sendiri, selamat! kalian hebat! teruskanlah sampai tidak ada satu orang yang bisa menyakiti kalian tanpa izin kalian.
saat kalian mulai menerima diri kalian, mencintainya, dan menghargai diri kalian sendiri, kalian akan lebih banyak berpikir mana yang terbaik buat diri kalian, apa yang harus kalian lakukan demi membuat diri kalian lebih baik lagi. pahamilah pengambilan keputusan terbesar untuk hidup kalian bukan orang lain atau keluarga tapi diri kalian sendiri, karena kita sendiri yang paling paham mana yang paling buat kecewa dan sakit sehingga cuma kita sendiri yang paling memahami dan menghargai diri sendiri. lakukanlah semua bukan atau demi orang lain, tapi untuk diri sendiri.
Credit Pictures from Pinterest
Hiduplah sebagai orang yang hidup karna keinginan dan kemauan kalian, karna hidup atas atau demi expetasi dan kemauan orang lain tak akan pernah ada habisnya. bila kalian sudah mampu mencintai dan menerima diri kalian sendiri maka kalian akan bahagia dengan apapun yang kalian miliki tanpa terpengaruh dengan standarisasi orang lain terhadap kalian. sehingga tidak perlu tersakiti lagi dengan kata-kata menyakitkan tentang diri kalian, sehingga kita bisa lebih tegas lagi dalam menentang kata-kata yang menyakiti kita,sehingga kita tidak perlu lagi terpaksa menerima alasan-alasan yang memuakan.
sayapun dalam tahap untuk terus belajar mencintai diri sendiri, belajar menghargai apa yang saya miliki, terkadang terasa berat dan tidak semudah kata-kata yang terucap dan tertulis, terkadang masih harus berjuang melawan depresi yang datang karena luka yang tertanam dalam batin yang belum sembuh seutuhnya. tapi perlahan! perlahan saya mulai lebih kuat, saya mulai lebih mencintai diri saya sendiri, dan perlahan semua mulai terasa menyenangkan karna saya mampu membahagiakan diri saya sendiri tanpa terlalu berharap dibahagiakan orang lain :).
karna ini saya, saya cantik sebagaimana saya dan dengan mencintai diri saya sendiri menunjukan bahwa orang lain tidak bisa seenaknya memasang standarnya terhadap diri saya. cantik begitu luas pengertiannya, bukan hanya semata tentang fisik.
***
Komentar
Posting Komentar