malamku kini begitu menyakitkan, aku berdiri diambang keputusasaan. malamku semakin mencekam dengan segala isi dalam pikiran dan rasa ngilu dihati yang makin menjadi-jadi. ingin sejenak saja meredam segala hal yang mengganggu pikiran dan kembali menikmati malam-malamku yang begitu menenangkan, tapi tak bisa! sudah ku coba beberapa kali malah rasanya makin kuat merasuk dalam pikiranku hingga menimbulakan ngilu dihatiku, bahkan aroma kopi yang menyengatkanpun takkan membuat saraf menegang seperti ini.
aku mulai putus asa, putus asa dengan semua ini, kau tau bodohnya aku?! dari segala sakit yang melelahkan ini, aku masih coba-coba kembali meraba ditengah kegelapan agar menemukan sesuatu yang cukup kuat untuk dapat bertahan kembali, tapi yang ku dapati hanya ngilu yang makin menusuk tiap inci kulitku.
perih rasanya! batasanku benar-benar sudah hancur berserakan tak berwujud lagi. tapi mengapa hati masih tetap mencoba menjahitnya kembali menjadi utuh?! logikaku makin kehilangan sepertiga kewarasannya. dan kata terakhir yang akhir-akhir ini tanpa sadar keluar dari mulutku adalah "aku tak sanggup lagi rasanya sesak!" secara manusiawi versiku ini sudah tak bisa lagi, tak sanggup untukku hadapi lagi.
maaf! aku tau kisah ini sudah terlajur terukir begitu lama dan begitu dalam, tapi apa gunanya bagiku bila setengah dari semua ini adalah rasa sakit yang aku terima? oia.. hampir menjadi trauma tepatnya! jangan bilang bahwa aku tak pernah mencoba, aku mencoba sekuat hatiku tapi terkadang semua begitu mudah dihancurkan oleh egonya dan gengsinya yang dia agung-agungkan bahkan amarahnya begitu besar mengambil peran dalam dirinya, sehingga membuatku yang paling sering terluka karna semua itu.
ada yang pernah berkata seperti ini: "bukan kah akhirnya pasangan kita itu bukanlah seperti yang kita harapakan? bukankah artinya kita harus belajar untuk mencintai kekurangan pasangan kita dan saling melengkapi?" nah...!! bagiku ini hitungannya bukan kekurangan, ini sesuatu kebiasaan buruk yang bahkan bisa dia ubah dengan penuh kesadaran diri, kebiasaan buruk yang dia benarkan dan tetap dia rawat hingga makin mendarah daging. aku tak menuntutnya menjadi apa yang aku mau, tapi salahkah kah bila aku menuntut untuk tidak banyak diberi rasa sakit dengan segalanya itu?!
akhirnya dari tiap masalah ini aku yang selalu coba mengerti, aku yang selalu mengalah walau kadang harus melukai harga diriku dengan balasan di caci maki. tapi kurasa sudah cukup semuanya, aku sudah terlalu kenyang dengan sakit hati, aku sudah terlalu muak dengan cara menginjak harga diriku untuk sebuah kata cinta dan perhatian semata. maka izinkan aku melepas tanganmu terlebih dahulu, izinkan aku mengakhiri dari setiap lembar perjalanan berdua. kuharap kau mungkin bisa menemukan seseorang lebih tepat dalam memahami segala hal yang kau benarkan itu, tak apa kau membenciku sepanjang hidupmu, aku takkan melarang ataupun balik membela diri lagi. karna bagiku segalanya sudah mati sejak kau putuskan membenarkan segala kebiasaan burukmu.
terima kasih untuk segalanya, kau tetap akan ada menjadi cerita yang pernah indah dalam hidupku. aku pamit, aku pergi...
Komentar
Posting Komentar