" Bagaimana bisa, kau datang hanya untuk menghadirkan luka terdalam"
.........................................
.............
Hujan lebat malam itu, seakan tak mampu meredam semua tangisanku. Perihnya lecet pada kedua lututku tak dapat aku rasakan lagi, berkali-kali aku jatuh tersungkur dan lututku menghantam kerasnya aspal, tangisanku pecah mengema di antara heningnya malam yang diselimuti hiruk pikuk hujan yang membasahi bumi. Malam itu menjadi malam tersakit yang pernah aku alami. Bagaimana bisa kau hadir di hidupku hanya untuk menancapkan pisau kesakitan ke hatiku?! Kau yang selama ini aku puja, kau yang selama ini membuatku berbangga diri karena memilikimu, malah tega berkhianat di belakangku, berani menghadirkan sosok dia diantara celah yang kau ciptakan antara aku dan kamu. Benar adanya bila dia yang kau pilih untuk menjadi benaluh di hubungan ini jauh lebih baik dari aku dari beberapa sudut pandang, tapi.. Pantaskah kau sebut dirimu laki-laki dengan cara seperti ini ?! Mengapa tak jujur sedari kau mulai tak menaruh rasa padaku lagi ?!..
Malam itu begitu berat untuk,jiwa,hati dan ragaku, dengan basah kuyup dan kondisi yang berantakan aku memilih pergi ke kosan sahabatku, yang tak jauh dari restoran tempat aku mempergoki pacarku yang sedang asyik berselingkuh dibelakangku selama ini.
'Ariesthaaaa....! Kamu kenapaa..?! Cepat masuk!'
Indah kaget saat menatapku didepan pintu kosan, seakan dia tak sanggup menahan airmatanya saat melihat kondisiku yang seperti ini.
'ndahhhh.... Sakit ndahh! Sakit banget.. Bangsat tuh cowok, maaf ndah.. Harusnya aku dengerin kamu kalau Derrel itu bukan cowok yang baik'
Aku menangis histeris dipelukan indah, ini akan jadi malam terburuk, dan menjadi awal aku membenci hujan..
**
"Mungkinkah pepatah yang sering dikatakan orang, bahwa benci bisa menjadi cinta?!"
................................
.................
Sudah 3 bulan lamanya sejak kejadian yang merobek hatiku itu, tapi masih jelas terekam di dalam ingatanku, saat aku melihat Derrel mencium lembut pipi wanita itu di hadapanku, dan dengan gampang dia meminta maaf kepadaku karena lebih memilih wanita itu. Hari ini aku mendapat jadwal jaga malam di UGD, peranku sebagai seorang dokter menuntutku untuk mengabaikan pentingnya sehatnya tidur dengan waktu yang tepat dan yang cukup .
'thaaaa... Makan yuk! Lagi gak ada pasien juga ini'
Karin mengkagetkanku dari lamunanku.
'gak ahh..rin kamu aja, aku nitip aja'
'lah..emang kenapaa...?! Gak lama kok cuma di kantin, kan ada rika sama si donnie yang bantuin jaga juga'
'gak.. Males.. Di luar hujan!'
'ehhbussett! Ini cewek.. Itu Cuma hujan thaaa, gak bakal bunuh loh kalau sampe kena dikit!'
Karin terus berusaha memaksaku tapi dia tahu bahwa itu akan sia-sia saja bila dari awal aku sudah mengatakan tidak, hingga dia memilih mengajak rika sebagai pilihan terakhirnya yang tak berdaya membujukku.
'mbak ariestha.. Aku harus follow up ulang pasien di sudut sana, mbak tolongin yah?'
'oia rik.. Terus datanya pasiennya mana..?!'
'ada di mas don mbak, mbak minta aja.. Aku udah lapar banget mbak'
Aku diam sejenak, dan ngelongo saat mengingat sesuatu, ku liat ulang jadwal shift malam ini dan gotchaaaaa...! Aku kaget membaca nama Donnie Putra Kusuma.. What the d....! Bagaimana bisa aku tak tau bahwa aku satu shift dengan laki-laki menyebalkan ini! Aku baru ingin menganti niatku untuk menemani karin saja tapi karin dan rika sudah berlalu dari hadapun.. Sungguh malam yang menjengkelkan buatku.
Komentar
Posting Komentar